Pagi guys, hari ini kita share laporan gulma acara 2nya ya. tapi untuk daftar pustaka sama pembahasannya dibuat sendiri hehehehe.........
LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM
ILMU GULMA LAHAN PERTANIAN
Disusun
Oleh :
Nama : I Gusti Agung Ketut Dharma
Subyaktha
NIM :
14/16256/BP
Kelas :
SPKS-A
Jurusan : Budidaya
Pertanian
Fakultas :
Pertanian
Acara I I : Pengenalan
Herbisida dan Alat Pengendaliannya
Co.Ass :
Bambang Irawan
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2016
I.
ACARA I :
Pengenalan
Herbisida dan Alat Pengendaliannya
II. TANGGAL : 04 Januari 2016
III. TUJUAN : Mengetahui berbagai jenis herbisida dengan
spesifikasinya
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida adalah bahan kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan atau bahkan mematikan tumbuh-tumbuhan yang dikenainya. Mengapa
pestisida untuk membunuh gulma disebut herbisida? Hal ini karena dahulu
pengertian gulma hanya terbatas pada herba, yaitu tumbuhan kecil yang tidak
berkayu. Pengertian demikian sebetulnya tidak tepat, karena herba adalah
sebagian kecil saja dari gulma.
Pada permulaan penggunaan herbisida, yaitu dengan
NaCl, H2SO4, bila di semprotkan pada tumbuhan pada tumbuhan maka tumbuhan yang
dikenainya tersebut akan mati. Oleh karena itu keadaan yang demikian ini, maka
penggunaan herbisida menjadi kurang berkembang karena selain tumbuhan/gulma
mati, tanaman budidaya juga mati.
Dalam perkembangan selanjutnya diketemukan bubur
Bordeaux yang dipergunakan untuk membunuh jamur pada tanaman anggur, ternyata
ada tanaman yang mati karena bahan tersebut. Selanjutnya pada tahun 1941,
diketemukan 2,4 D untuk membunuh jamur pada tanaman serealea ternyata tidak
efektif, tetapi tanaman berdaun lebar mati. Hal ini kemudian yang mendorong
orang untuk melakukan pengendalian gulma dengan menggunakan 2,4-D karena lebih
efektif.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengaplikasikan
herbisida adalah alat semprot yang umum dikenal dengan knapsack sprayer. Nama
alat ini di berikan karena larutan herbisida disemprotkan oleh alat tersebut
karena adanya tekanan pada larutan tersebut. Ada dua prinsip alat semprot
berdasarkan tekanan tersebut, yaitu : prinsip 1 larutan diisap dari reservoir
oleh pompa dan dengan tekanan pompa ini dialirkan/ disemprotkan melalui nozzle,
sehingga penyebaran partikel-partikel larutan terjadi karena adanya tekanan
pompa.sedangkan prinsip2 udara dari luar diambil oleh suatu kompresor dan udara
ini akan menekan larutan, sehingga larutan yang tertekan ini akan menyemprot
melalui nozzle. Bagian-bagian alat penyemprot secara garis besar meliputi
Tangki, Pompa, Pengatur tekanan, Tangki penyemprot, Nozzle
Keuntungan penggunaan herbisidamempunyai selektifitas
(hanya membunuh gulma tertentu saja),Efeknya cepat terlihat terutama yang
bersifat kontak, Jangka waktu membunuh gulma lama, dapat dipakai seawall
mungkin (pra tanam/pra tumbuh), dapat membunuh gulma tahunan yang sulit
dikendalikan secara mekanis, dapat mencegah kerusakan akar tanaman akibat
pengendalian secara mekanis, Dapat mencegah/menanggulangi erosi (tanah tidak
sering mengalami pengolahan).
Dalam klasifikasinya, herbisida digolongkan antara
lain berdasarkan cara aplikasi yang meliputi blanket spraying, broadcast
treatment, band treatment, direct spraying, spot treatment dan wipping.
Berdasarkan waktu aplikasi meliputi pre-emergence, pre-planting dan
post-emergence. Berdasarkan daya kerja meliputi kontak dan sistemik.
Berdasarkan daya bunuhnya yaitu selektif dan tidak selektif. Berdasarkan cara
penggunaannya meliputi Foliar application, Soil application dan Tree injection.
Kemudian berdasarkan formulasinya yaitu Larutan, EC (Emulsifiable Concentrate),
WP (Wettable Powder) dan Water Dispersable Granule (WDG).
V. ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
:
Buku dan alat tulis
B.
Bahan
:
Preparat Herbisida
-
Brasto
-
DMA
-
Roundup
-
Weedrol
-
Lindomin
-
Dupont
Ally
-
Ramoxon
-
Ally
Plus
-
Dacomin
-
Wrapup
VI.
CARA KERJA
A.
Herbisida
1.
Amati
dan pelajari herbisida yang ada di depan kita.
2.
Mencatat
nama bahan aktif dan nama dagang.
3.
Mencatat
gulma-gulma sasaran.
4.
Berikan
keterangan berdasarkan klasifikasinya.
B.
Alat
Penyemprot
1.
Gambarkan
secara utuh dan berikan nama bagian-bagian alat semprot yang kita amati
2.
Tuliskan
cara kerjanya
VII.
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Nama
Dagang
|
Bahan
Aktif
|
Cara
Aplikasi
|
Waktu
Aplikasi
|
Daya
Kerja
|
Daya
Bunuh
|
Formulasi
|
Gulma
sasaran
|
1.
|
Brasto
|
Isoprofil amina glifosfat 510 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
510 SL
|
Gulma
sedang & Borreria sp
|
2.
|
DMA
|
2-4
D dimetil amina 825 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
825 SL
|
Gulma
daun lebar & gulma tekian
|
3.
|
Roundup
|
Isoprofil amina glifosfat 486 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
486 SL
|
Imperata cyllindrica & Borreria
sp
|
4.
|
Weedrol
|
2-4
D dimetil amina 886 g/l
|
Overhead spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
886 SL
|
Cyperus diformis & Borreria sp
|
5.
|
Lindomin
|
2-4
D dimetil amina 865 g/l
|
Overhead spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
865 SL
|
Ageratum conyzoides & Paspalum distichum
|
6.
|
Duponnt
ally
|
Metil metsufuron
|
Broadcast treatment
|
Pre-planting
|
Sistemik
|
Selektif
|
20 WG
|
Ageratum conyzoides & Chormolaena odorata
|
7.
|
Ramoxon
|
Parakuat
diklorida 278 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
Pre-planting
|
Kontak
|
Tidak selektif
|
278 SL
|
Ageratum conyzoides &
Chidemina hirta
|
8.
|
Ally
plus
|
Metil metsufuron 0,7
%
|
Blanket & spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
77 WP
|
Cyperus diformis & Marsilea crenata
|
9.
|
Dacomin
|
2-4
D dimetil amina 865 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
865 SL
|
Ageratum conyzoides & Diodia samentosa
|
10.
|
Wrapup
|
Isoprofil amina 480 g/l
|
Blanket spraying
|
Post-emergence
|
Sistemik
|
Selektif
|
480 AS
|
Ageratum conyzoides & Imperata cyllindrica
|
VIII. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA